Video Streaming Majelis Rasulullah SAW

Peduli Kedatangan Guru Mulia Al-Musnid Al='Allamah Al-Habib Umar bin Hafidz
'Tuk Senyum Sang Nabi, Sayyidina Muhammad saw

Live Video Streaming Majelis Rasulullah Saw

Jadwal:

Setiap Senin Malam, Jam 20.30 WIB - Selesai
Al-Musnid Al-Hafidz Al-'Allamah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim

Minggu, 24 Oktober 2010

PRIBADI AGUNG SANG GURU MULIA AL-‘ALLAMAH AL-HABIB MUNZIR BIN FUAD AL-MUSAWA (lanjutan)

RUMAH TANGGA SANG GURU

( Ditulis oleh sang guru pada : tanggal 20/09/2010, pukul 23:12 )



Hamba pendosa ini (kata sang guru) bukanlah yg patut dicontoh sebagai guru yg baik dan panutan yg baik, walaupun hamba berusaha mencapai kehidupan yg zuhud, wara, tawadhu, sakinah, dalam rumah tangga dan dalam bermasyarakat.

Zuhud adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada sangkut pautnya dg asesoris dakwah.



Hamba membutuhkan mobil, untuk mencapai banyaknya majelis dan ketepatan waktu untuk tiba di lokasi yg sudah ditunggu puluhan ribu orang hampir setiap malamnya, disatu fihak tanpa hamba punya kendaraanpun hamba akan siap dijemput oleh ribuan mobil yg akan mengantar hamba kemanapun hamba akan pergi, namun hamba tak mau menyusahkan orang lain, apalagi membebani para penyelenggara untuk harus menyediakan kendaraan penjemput pula, maka hamba membeli mobil dg angsuran, Hamba merawat mobil itu secara sebaik baiknya secara mekanik dan mesinnya dg perawatan yg sangat serius, demi tak menghambat kelancaran dakwah hamba, namun hamba tidak perdulikan body mobil yg sudah penuh baret dan penyok khususnya di kiri body mobil yg selalu terdesak oleh ribuan orang yg berebutan menyalami hampir tiap malamnya, hamba tak perlu membenahi bodynya, yg hamba butuhkan adalah mesinnya dan bagian dalamnya untuk kelancaran dakwah.

Banyak orang menyarankan dan mengejek kenapa mobil penyok penyok ini tak diganti dg yg lebih bagus, atau paling tidak dibenahi, apakah tidak malu pakai mobil penyok2 begini kesana kemari padahal hamba memimpin jutaan ummat?, hamba sungguh tidak malu, biar saja demikian, jamaah tidak melihat kendaraan, jamaah butuh penyampaian dan bimbingan, bukan masalah mobil tua atau penyok dan tak sedap dilihat, hamba tak rela mengeluarkan 1 rupiahpun untuk membenahi bodynya, karena itu bukan hajat dakwah, lebih baik diberikan pada fuqara dijalanan jika ada kelebihan harta.

Hamba hingga kini masih mengontrak, walaupun rumah kontrakan itu besar dan bagus, tentunya itu hajat dakwah untuk menampung tamu khususnya majelis nisa (majelis kaum wanita) setiap minggu sorenya dirumah, jika rumah hamba sempit, maka massa akan memenuhi dan meluber keluar rumah dan mengganggu kenyamanan tetangga pula, maka hamba berusaha dg kemampuan hamba mengontrak rumah besar, namun hanya bisa menampung sekitar 700 orang saja, jika massa melebihi itu, hamba belum ada kemampuan mengontrak rumah yg lebih besar lagi.

Hamba menata rumah senyaman mungkin, tapi itu demi kenyamanan para hadirat yg menghadiri majelis, dikontrakan ini hamba tidak banyak mempunyai benda dan perangkat rumah, kesemuanya hampir merupakan milik rumah orang yg hamba mengontrak padanya, hamba hanya membeli dua perangkat kursi rotan dihalam tengah dan teras belakang, lalu memasang karpet diseluruh rumah, bukan lain demi kenyamanan hadirin, hanya sebuah lemari pakaian, sebuah kasur, dan sebuah kulkas dan beberapa hal lainnya yg milik hamba, sisanya adalah perangkat yg membawa kenyamanan pada hadirin, seperti kipas angin, dispenser di hampir setiap sudut ruangan beserta gelas gelasnya, dan gorden gorden pemisah jika tamu adalah pria dan wanita.

Namun akhir akhir ini ketika hamba terkena penyakit peradangan otak belakang, maka hamba perlu menata kamar untuk lebih kedap suara, karena suara keras sangat mengganggu istirahat hamba, jika istirahat hamba terganggu maka dakwah pada jutaan ummat ini terganggu.

Hamba tak punya banyak waktu mendidik anak anak, hamba jarang sempat duduk dg mereka, namun ibundanya yg mengambil alih pendidikan anak, dan hamba datangkan guru utk halafan alqur'an anak anak, guru yg mengajari ilmu umum dan ilmu agama, sesekali hamba memanggil anak anak untuk menasehati, dan menjajaki hafalan mereka dalam ilmu umum, hafalan Alqur'an, dan ilmu syariahnya.

Namun Allah swt sangat memberi hamba anugerah yg diluar dugaan, pui syukur bagi Nya setiap waktu dan kejap, anak anak berubah semakin baik dan berbudi luhur, sering mereka menangis dalam doa, sering mereka memimpikan Rasul saw, mereka tidak nakal, baik, beradab, sopan, ceria, dan menyenangkan, adab sunnah mereka sangat mereka perhatikan, mereka tidak tidur sebelum bersama sama membaca surat tabarak (almulk) dan doa tidur, mereka bangun sebelum azan subuh dan saling bangunkan satu sama lain untuk membaca zikir subuh, mereka berjamaah subuh dg saya, atau bersama ibunya, atau mereka saja bertiga, padahal usia anak hamba yg tertua baru 9 tahun yaitu fatimah azzahra, dan yg kedua Muhammad yg masih berusia 7 tahun, dan hasan, yg masih berusia 5 tahun,

Anak anak itu saling menasihati dalam menjalankan sunnah makan, sunnah minum, sunnah tidur, dan sering saya mencuri pendengaran saat mereka bertiga bercengkerama, yg mereka bicarakan adalh rindu pada Rasul saw, contoh wajah Rasul saw yg teriwayatkan, dan budi pekerti Rasul saw yg mereka dengar dari ceramah ceramah saya. Mereka tak suka dan tak pernah kenal dg lagu lagu duniawi, bagi mereka qasidah majelis dan bacaan alqur'an murottal yg mengisi telinga mereka di siang malamnya, mereka tak mau membuka auratnya dimuka umum, bahkan yg bungsu pun selalu menangis tersedu sedu jika shalat subuh berjamaah dg saya dan ia datang terlambat, ketika ditanya ia berkata sambil menangis, hasan semalam mengompol, hasan terpaksa mandi dulu, dan ganti baju, dan hasan jadi terlambat / masbuk dalam shalat bersama abiy. (ayah).

Hasan pernah menghilang dari majelis, saya meliirik ke kiri dan kanan, ia tak ada, dan datang ditengah acara dg wajah penuh airmata dan cemberut, selepas majelis saya tanya kenapa, ia berkata : hasan lupa membawa peci, hasan tidak mau masuk masjid tanpa peci, hasan nangis diluar, lalu ada jamaah yg membelikan hasan peci, baru hasan masuk masjid, dan hasan jadi telat..

Demikian pula Muhammad, muhammad pernah menghilang dari panggung majelis pergi entah kemana, diakhir acara ia baru muncul, ia katakan : muhammad mau pipis, tapi banyak perempuan, jadi muhammad malu dan tidak mau ke kamar mandi yg banyak perempuan, akhirnya muhamamad diantar jamaah kerumah yg jauh untuk pipis di toilet yg tidak ramai perempuan..., padahal usianya baru 7 tahun.

Mereka tentunya ada nakalnya, namun nakalnya adalah hal yg luhur, mereka sangat senang berkemah bahkan acapkali mereka bertiga tidur dikemah di halaman rumah, karena mereka sering dengar nabi saw sering berkemah saat safar, mereka juga paling suka bermain pedang2an dan panah dan berenang, saya sering kesal melihat barang2 berantakan dirumah saat pulang, ternyata mereka main perang2an dan membuat keadaan berantakan, namun saya tak marah dg itu, karena itu adalah kebaikan yg wajar pada anak anak bahkan hal yg mulia.

Mereka tak pula suka menonton televisi, mereka lebih suka menonton film vcd cerita para nabi, vcd majelis majelis, lalu masing masing ribut membahasnya.

Sungguh didikan didikan ini muncul dari tarbiyah ilahiyah diluar kemampuan saya, demikian pula fatimah yg kini sudah membeli cadar pula saat ke majelis majelis ia bercadar, saya sempat menegur istri saya, untuk apa ia pakai cadar usianya masih kecil, biar saja, nanti ia jatuh tersandung..., kata istri saya fatimah menabung berbulan bulan sendiri di celengannya untuk membeli cadar, maka saya diam saja tak mau mengecewakannya.

Mereka sering mendapat uang hadiah dari jamaah, mereka menyimpannya di celengannya, saya tanya untuk apa kalian menyimpan uang itu?, mau beli apa?, sepeda?, mpbil2an?, atau apa?, mereka katakan : kami mau menabung untuk bisa pergi ke madinah untuk ziarah nabi saw, kami mau beli pesawat sendiri, jadi bisa mengajak jamaah majelis ramai ramai ke madinah, muhamad jadi pilotnya, hasan jadi kondekturnya, dan fatimah jadi pramugarinya..., saya hanya bisa geleng geleng dan membiarkan saja.

Mereka sudah hafal berjuz juz alqur;an, dan mereka tidak sekolah ke sekolah umum, tapi homing scool, karena itu pilihan mereka, dan ternyata hasilnya lebih baik, hasan walau usianya 5 tahun ia sudah kelas 3, Muhammad walau usianya 7 tahun ia sudah kelas 5, dan fatimah sudah setingkat kelas 2 smp. mereka mengikuti tes dirumah, dan mendapat raportnya dg guru kerumah, dan saya sediakan guru pula untuk membantu hafalannya.

Walau hal ini tampak berlebihan dan cukup besar biayanya, namun ini jauh lebih berharga daripada jika mereka tak melakukannya, zuhud adalah berhemat dan tidak mencintai harta, tapi menjalankan harta pada tempatnya, tidak kikir harta untuk mencapai keridhoan Allah swt, sebaliknya kikir harta untuk dikeluarkan untuk urusan duniawi.

Dalam soal makanan, saya tidak lagi mau membeli makanan sembarang di pasar, karena kini banyak beredar ayam tiren (ayam bangkai yg mati kemarin), demikian gelar yg umum dimasyarakat, kita bisa bayangkan, pasar induk jakarta menerima jutaan ayam yg dipasok dari daerah setiap harinya, ayam diangkut dg truk atau kendaraan bak terbuka, bisa dipastikan dari 100 ayam ada beberapa yg mati, terhimpitkah, atau sebab lainnya, maka puluhan ribu ayam bangkai beredar setiap hari di ibukota. Sebagian penjual justru suka membelinya karena harganya lebih murah, demikian pula restoran, warteg dll, mereka sering lebih suka membelinya karena lebih murah, walau ada juga restoran2 yg tak mau membeli ayam bangkai, namun para oknum pegawainya ada saja yg melakukan itu dg mengantongi hasil yg lebih, sebab ayam yg dibeli adalah ayam bangkai, tanpa sepengetahuan pemilik restoran. Maka saya curiga (tidak menuduh) pada KFC dll, yg menyajikan ribuan ekor ayam tiap harinya, sangat mungkin ada oknum bagian pembelanjaan yg melakukan kejahatan tsb, walau kita tak menuduh secara keseluruhan karena tidak ada / belum ada buktinya,

Demikian pula gorengan yg djual oleh para penjualnya, nasi goreng dll, mereka banyak memakai minyak jelantah, walau tidak kesemuanya berbuat demikian, apakah minyak jelantah itu?, ia adalah limbah minyak bekas memasak di hotel hotel berbintang dan restoran2 mewah, yg tidak sedikit yg menyediakan makanan seperti babi, katak, dlsb yg diharamkan, maka minyak itu telah bercampur dg makanan haram, para penjual gorengan dan nasi goreng dll itu mungkin tak menyadarinya, atau mengetahuinya tapi tidak perduli. Demikian pula kambing pada sate dan sop yg dijual, pernah saya temukan oknum yg mencampurnya dg daging tikus. Demikian pula masakan padang atau warteg (saya bukan memvonis), namun ada laporan dari fihak jamaah kita, bahwa tetangganya bekerja sebagai pemasok kikil sapi ke restoran2 padang dan lainnya, ia menggantinya dg kikil babi, karena lebih banyak dagingnya, menjadi lebih mahal harga jualnya, namun lebih murah ia membelinya dari pemasok kikil babi itu dari wilayah luar kota.

Hukum dari makanan makanan diatas tidak haram secara mutlak, kecuali sudah terbukti dg dua saksi ada yg siap bersaksi akan hal itu, namun hukum makanan2 diatas menjadi syubhat, tidak haram memakannya, namun jika betul ia ada campuran yg haram, akan membawa dampak pada tubuh kita untuk malas beribadah, dan semangat berdosa.

Curigalah, misalnya anda selalu melakukan ibadah dg taraf tertentu, lalu setelah makan direstoran fulan, atau beli gorengan dari penjual gorengan, atau setelah makan suatu makanan, maka saat anda ibadah terasa sangat berat, malas, dan serba gundah, lalu coba hndari makanan itu, jika anda kembali pada kesempurnaan ibadah yg biasa anda capai, maka telah jelas makanan yg anda makan saat itu mengandung hal yg haram.
Makanan halal memicu pada semangat beribadah, dan malas berbuat mungkar, sedangkan makananan haram memicu malas berbuat pahala dan semangat berbuat dosa. Makanan syubhat ada ditengah2nya, bisa mengandung yg haram, bisa tidak, maka saya tak mau spekulasi.,

Saya memerintahkan pembantu dirumah untuk membeli kambing, ayam, dan sapi, pada tempat yg langsung menyediakannya berikut menternaknya, ia menjual ayam hidup, tinggal pilih, mau ayam yg mana, ia menyembelihnya, membersihkannya, dan menyerahkannya pada kita dg kesaksian kita sendiri, demikian pula penjual kambing ada beberapa tempat yg memang peternak kambing, ia memotong kambing sendiri, dan menjualnya, maka ia terpercaya, demikian pula sapi. Hati hati dg sosis, karena banyak dicampur dg daging babi, hati hati dg restoran cepat saji, karena mereka sering (bukan vonis) mereka memakai minyak babi sebagai minyak gorengnya, karena minyak babi lebih cepat membuat makanan matang daripada minyak goreng lainnya. Hati hati terhadap kue kue, karena kue kue sering dibubuhi reum, yaitu whisky, karena itu membuat kue cepat mengembang indah, dan menghilangkan bau amis telurnya. Hati hati dg makanan yg digoreng cepat, karena banyak oknum penjual nasi goreng, mie goreng, dll, mereka memakai arak/whisky saat menggorengnya, jika anda menyaksikan ia menggoreng, lalu ada cairan yg ia siramkan ke panci penggorengan dan dalam seketika api dari bawah penggorengan naik menyambar sampai masuk keatas panci dan menyentuh makanan itu, maka cairan itu adalah alkohol, sebgaja disiramkan karena dg itu api menjilat jilat sampai naik dari kompor menyentuh makanan itu, maka makanan leih cepat matang...

Saya menghindari itu semua semampu saya, Wara', adalah bersungguh sunnguh dan berhati hati menjaga diri semampunya dalam makanan syubhat apalagi haram.

Saudara(i)ku, jangan paksakan melakukan hal hal ini, lakukan semampunya, Allah tidak memaksa kita lebih dari kemampuan.

Mengenai istri, saya lebih senang memanggilnya bukan dg namanya, tapi dg kata habibah (kekasih utk wanita), atau sayang, atau ratuku, atau cintaku, atau sesekali dg nama. Saya tidak dan sangat takut menyentuh barang istri saya, saya tak pernah berani membuka isi tas istri saya, saya sangat tidak berani membuka lemmari istri saya, dan saya tak berani menjamah hp istri saya, apalagi membuka sms atau isinya, jika berdering dering berkelanjutan saya biarkan saja tanpa berani menyentuhnya.

Saya sering menginap di markas jika sedang banyak tugas, dan saya jika akan pulang lebih sering izin dulu pada istri apakah saya diizinkan pulang atau tidak, jika dikamar, saya tanyakan padanya apakah akan tidur dg saya atau mau tidur dg anak anak, ia yg memilihnya.

Jika saya masih beraktifitas dg portable dimalam hari, saya izin dulu apa boleh saya nyalakan lampu kamar atau tidak, jika ia sudah lelap tertidur, maka saya hanya menggunakan lampu tidur untuk membuka file dll, walau itu menyakiti mata dan membuat mata pedas, itu lebih saya pilih daripada saya menyalakan lampu mengganggu tidurnya.

Dalam makanan pun saya hampir tak pernah meminta suatu type makanan, saya hanya tanya ada makanan apa, ada makanan atau tidak, karena acapkali saya pulang makanan sudah habis, karena saya pulang hampir selalu larut malam dari majelis, mungkin ada tamu atau lainnya, jika tak ada makanan maka saya tak makan, cukup minum teh saja, atau kurma, jika ada makanan, dan saya sedang menyukainya maka saya memintanya, jika saya sedang tak menyukainya maka saya tak makan,

Saya tak punya menu makananan favorit, apa saja asal halal, jika istri sudah tidur, saya lebih sering memilih minta disajikan makanan oleh staf staf yg dirumah daripada membangunkan istri.

Saya mengizinkan istri saya pergi kemana saja selama tempat yg baik tentunya, tanpa perlu ia izin, kecuali perjalanan marhalatain (yg melebihi 82km) atau perjalanan jauh.
Kadang saya pulang istri saya sudah tidur dikamar anak anak maka saya lebih sering membiarkannya tanpa menganggunya, dan jika pulang saya lihat ia tiada, saya tak repot menanyakannya kemana ia pergi kenapa tidak pulang dlsb, saya tunggu sampai subuh baru sms untuk menanyakan keberadaannya, tentunya saya mengetahui istri saya orang baik baik dan selalu diantar para jamaah nisa lainnya, dan keluarnya itu dimalam hari mestilahh ke undangan majelis atau pada ustazah lainnya, mungkin kelelahan, mungkin ketiduran, mungkin terjebak macet, dan saya baik sangka saja, saya percaya penuh pada Allah swt karena setiap subuh dan isya saya mendoakan diri saya, istri, anak anak, teman teman, dan keluarga, dan jika ada sesuatu yg tak baik tentunya ada kabar.

Namun bukan saya tidak pernah menegurnya, saya menegur dg lembut, atau dg tegas, namun teguran tegas mungkin bisa dibilang tak pernah terjadi dalam setahun. Saya lebih cenderung membiarkan jika ia salah namun tidak terlibat dosa pada Allah, tapi salah pada saya, lebih baik saya maafkan, jika berulang ulang maka saya tegur dg lembut, jika terjebak pada hal yg mungkar, dosa, misalnya mencaci/mengumpat orang lain, maka saya tegur dg lembut, atau saya tinggalkan ke toilet tanpa mau mendengarkan kekesalannya / gunjingannya pd orng lain, itu sudah isyarat baginya bahwa saya tak suka dg pembicaraan itu, jika ia masih meneruskannya maka bisa saja saya diam tak menanggapinya, atau jika sudah berlebihan maka saya potong dg nasihat, maafkan saja, itu keinginan Allah swt untuk menghapus dosa kita, menggunjingnya berarti mengambil dosanya untukmu.., sudah cukup dosa kita, untuk apa mengambil dosa orang lain, doakan saja, kita dapat pahala, maafkanlah, berarti Allah swt memaafkan banyak dosa dosamu, carilah pengampunan dosa dg memaafkan kesalahan orang.

Namun jika bertentangan dg syariah atau membahayakan dakwah, maka teguran saya tegas, dan teguran tegas saya lebih sering lewat sms, demi tak terlalu menyakitinya jika berhadapan muka. Jika berlarut larut, maka teguran tegas saya lugas dihadapannya,
Demikian pula pada anak anak, saya cenderung lembut dan bercanda walau sambil menanyai hafalannya, namun jika berbuat salah yg membahayakan, misalnya memaki jamaah majelis, atau ucapan yg tak beradab, saya marah, dan anak anak sangat menyayangi saya, dan mereka tidak mau saya marah padanya, maka jika wajah saya berubah misalnya, mereka sudah mengerti untuk tak melakukan lagi perbuatannya.
Semua adalah anugerah Allah swt, bukan dari usaha saya.

semoga Allah swt melimpahkan cahaya keimanan, ketabahan dan kesejukan pada anda, dan cahaya keluhuran dihati hingga selalu terjaga dari terjebak pd dosa, amiin
semoga Allah swt meluhurkan setiap nafas anda dg cahaya istiqamah, dan selalu dibimbing untuk mudah mencapai tangga tangga keluhuran istiqamah, dan wafat dalam keadaan istiqamah, dan berkumpul dihari kiamat bersama ahlul istiqamah
Semoga Allah swt memperindah hari hari anda dg seindah indahnya dan semakin indah dan semakin indah hingg berjumpa dg Sang Maha Indah

Baca selengkapnya...

Sabtu, 23 Oktober 2010

PRIBADI AGUNG SANG GURU MULIA AL-‘ALLAMAH AL-HABIB MUNZIR BIN FUAD AL-MUSAWA

BIOGRAFI SANG GURU

( Ditulis oleh sang guru pada : Tanggal 05/09/2010, pukul 10:35 WIB )



Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan, saya adalah seorang anak yg sangat dimanja oleh ayah saya, ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yg lain, namun dimasa baligh, justru saya yg putus sekolah, semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya, karena saya malas sekolah, saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin Hud Alalttas, dan Majelis taklim kamis sore di empang bogor, masa itu yg mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dg kajian Fathul Baari. sisa hari hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam jam, saya pengangguran, dan sangat membuat ayah bunda malu.


Ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy, ayah saya juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university.

Almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia, beliau berkata pada saya : kau ini mau jadi apa?, jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yg sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu. Maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak. Jawa barat, beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak2nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah. namun saya sangat mengecewakan ayah bunda karena boleh dikatakan : dunia tidak akhiratpun tidak.

Namun saya sangat mencintai Rasul saw, menangis merindukan Rasul saw, dan sering dikunjungi Rasul saw dalam mimpi, Rasul saw selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau saw, dan berkata wahai Rasulullah saw aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasul saw menepuk bahu saya dan berkata : munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dg ku.., maka saya terbangun..

Akhirnya karena ayah pensiun, maka ibunda membangun losmen kecil didepan rumah berupa 5 kamar saja, disewakan pada orang yg baik baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya. Setiap malam saya jarang tidur, duduk termenung dikursi penerimaan tamu yg cuma meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam demikian malam malam saya lewati. Siang hari saya puasa nabi daud as, dan terus dilanda sakit asma yg parah, maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa, berkata ibunda saya : kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?.

Saya terus menjadi pelayan di losmen itu, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu. Sampai semua kakak saya lulus sarjana, saya kemudian tergugah untuk mondok, maka saya pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit duri jakarta selatan, namun hanya dua bulan saja, saya tidak betah dan sakit sakitan karena asma terus kambuh, maka saya pulang. Ayah makin malu, bunda makin sedih, lalu saya prifat saja kursus bahasa arab di kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Hb Bagir Alattas, ayahanda dari hb Hud alattas yg kini sering hadir di majelis kita di almunawar. Saya harus pulang pergi jakarta cipanas yg saat itu ditempuh dalam 2-3 jam, dg ongkos sendiri, demikian setiap dua kali seminggu, ongkos itu ya dari losmen tsb.

Saya selalu hadir maulid di almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas yg saat itu di cipayung, jika tak ada ongkos maka saya numpang truk dan sering hujan hujanan pula.

Sering saya datang ke maulid beliau malam jumat dalam keadaan basah kuyup, dan saya diusir oleh pembantu dirumah beliau, karena karpet tebal dan mahal itu sangat bersih, tak pantas saya yg kotor dan basah menginjaknya, saya terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu tamu berdatangan, maka saya duduk dil;uar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.

Saya sering pula ziarah ke luar batang, makam Al Habib husein bin Abubakar Alaydrus, suatu kali saya datang lupa membawa peci, karena datang langsung dari cipanas, maka saya berkata dalam hati, wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang.., maka saya memutuskan beli peci berwarna hijau, karena itu yg termurah saat itu di emperan penjual peci, saya membelinya dan masuk berziarah, sambil membaca yaasin utk dihadiahkan pada almarhum, saya menangisi kehidupan saya yg penuh ketidak tentuan, mengecewakan orang tua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena selalu dicemooh, mereka berkata : kakak2mu semua sukses, ayahmu lulusan makkah dan pula new york university, koq anaknya centeng losmen.. maka saya mulai menghindari kerabat, saat lebaranpun saya jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.

Walhasil dalam tangis itu saya juga berkata dalam hati, wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yg shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang.., lalu dalam saya merenung, datanglah rombongan teman teman saya yg pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf dg satu mobil, mereka senang jumpa saya, sayapun ditraktir makan, saya langsung teringat ini berkah saya beradab di makam wali Allah..

Lalu saya ditanya dg siapa dan mau kemana, saya katakan saya sendiri dan mau pulang ke kerabat ibu saya saja di pasar sawo, kb Nanas Jaksel, mereka berkata : ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas, maka sayapun semakin bersyukur pada Allah, karena memang ongkos saya tak akan cukup jika pulang ke cipanas, saya sampai larut malam di kediaman bibi dari Ibu saya, di ps sawo kebon nanas, lalu esoknya saya diberi uang cukup untuk pulang, sayapun pulang ke cipanas..

Tak lama saya berdoa, wahai Allah, pertemukan saya dg guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw, maka tak lama saya masuk pesantren Al Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi timur, dan setiap saat mahal qiyam maulid saya menangis dan berdoa pada Allah untuk rindu pada Rasul saw, dan dipertemukan dg guru yg paling dicintai Rasul saw, dalam beberapa bulan saja datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh ke pondok itu, kunjungan pertama beliau yaitu pd 1994.

Selepas beliau menyampaikan ceramah, beliau melirik saya dg tajam.., saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu.., lalu saat beliau sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Hb Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa beliau ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut yaman untuk belajar dan menjadi murid beliau,

Guru saya hb Nagib bin syeikh abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin beliau salah pilih..?, maka guru mulia menunjuk saya, itu.. anak muda yg pakai peci hijau itu..!, itu yg saya inginkan.., maka Guru saya hb Nagib memanggil saya utk jumpa beliau, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yg pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya hb Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum..

Keesokan harinya saya jumpa lagi dg guru mulia di kediaman Almarhum Hb bagir Alattas, saat itu banyak para habaib dan ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid guru mulia, maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu beliau berkata pada almarhum hb umar maula khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yg pakai peci hijau itu..!,

Guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya hb Nagib bin syekh abubakar, seraya berkata : wahai munzir, kau harus siap siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap..

Dua bulan kemudian datanglah Almarhum Alhabib Umar maula khela ke pesantren, dan menanyakan saya, alm hb umar maulakhela berkata pada hb nagib : mana itu munzir anaknya hb Fuad almusawa?, dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya, maka hb nagib berkata saya belum siap, namun alm hb umar maulakhela dg tegas menjawab : saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini pernintaan AL Habib Umar bin Hafidh, ia harus berangkat dlm dua minggu ini bersama rombongan pertama..

Saya persiapkan pasport dll, namun ayah saya keberatan, ia berkata : kau sakit sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke hadramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit?, siapa yg menjaminmu..?,

Saya pun datang mengadu pd Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin hud Alattas, beliau sudah sangat sepuh, dan beliau berkata : katakan pada ayahmu, saya yg menjaminmu, berangkatlah..

Saya katakan pada ayah saya, maka ayah saya diam, namun hatinya tetap berat untuk mengizinkan saya berangkat, saat saya mesti berangkat ke bandara, ayah saya tak mau melihat wajah saya, beliau buang muka dan hanya memberikan tangannya tanpa mau melihat wajah saya, saya kecewa namun saya dg berat tetap melangkah ke mobil travel yg akan saya naiki, namun saat saya akan naik, terasa ingin berpaling ke belakang, saya lihat nun jauh disana ayah saya berdiri dipagar rumah dg tangis melihat keberangkatan saya..., beliau melambaikan tangan tanda ridho, rupanya bukan beliau tidak ridho, tapi karena saya sangat disayanginya dan dimanjakannya, beliau berat berpisah dg saya, saya berangkat dg airmata sedih..

Saya sampai di tarim hadramaut yaman dikediaman guru mulia, beliau mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang saya dan tersenyum indah, tak lama kemudian terjadi perang yaman utara dan yaman selatan, kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati, kamipun harus berjalan kaki kemana mana menempuh jalan 3-4km untuk taklim karena biasanya dg mobil mobil milik guru mulia namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim.
Suatu hari saya dilirik oleh guru mulia dan berkata : Namamu Munzir.. (munzir = pemberi peringatan), saya mengangguk, lalu beliau berkata lagi : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak...!.

Maka saya tercenung.., dan terngiang ngiang ucapan beliau : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak...?, saya akan punya jamaah?, saya miskin begini bahkan untuk mencuci bajupun tak punya uang untuk beli sabun cuci. Saya mau mencucikan baju teman saya dg upah agar saya kebagian sabun cucinya, malah saya dihardik : cucianmu tidak bersih...!, orang lain saja yg mencuci baju ini..

Maka saya terpaksa mencuci dari air bekas mengalirnya bekas mereka mencuci, air sabun cuci yg mengalir itulah yg saya pakai mencuci baju saya
Hari demi hari guru mulia makin sibuk, maka saya mulai berkhidmat pada beliau, dan lebih memilih membantu segala permasalahan santri, makanan mereka, minuman, tempat menginap dan segala masalah rumah tangga santri, saya tinggalkan pelajaran demi bakti pada guru mulia membantu beliau, dengan itu saya lebih sering jumpa beliau.

2 tahun di yaman ayah saya sakit, dan telepon, beliau berkata : kapan kau pulang wahai anakku..?, aku rindu..? Saya jawab : dua tahun lagi insya Allah ayah. Ayah menjawab dg sedih ditelepon.. duh.. masih lama sekali.., telepon ditutup. 3 hari kemudian ayah saya wafat. Saya menangis sedih, sungguh kalau saya tahu bahwa saat saya pamitan itu adalah terakhir kali jumpa dg beliau.. dan beliau buang muka saat saya mencium tangan beliau, namun beliau rupanya masih mengikuti saya, keluar dari kamar, keluar dari rumah, dan berdiri di pintu pagar halaman rumah sambil melambaikan tangan sambil mengalirkan airmata.., duhai,, kalau saya tahu itulah terakhir kali saya melihat beliau,., rahimahullah..

Tak lama saya kembali ke indonesia, tepatnya pada 1998, mulai dakwah sendiri di cipanas, namun kurang berkembang, maka say mulai dakwah di jakarta, saya tinggal dan menginap berpindah pindah dari rumah kerumah murid sekaligus teman saya, majelis malam selasa saat itu masih berpindah pindah dari rumah kerumah, mereka murid2 yg lebih tua dari saya, dan mereka kebanyakan dari kalangan awam, maka walau saya sudah duduk untuk mengajar, mereka belum datang, saya menanti, setibanya mereka yg cuma belasan saja, mereka berkata : nyantai dulu ya bib, ngerokok dulu ya, ngopi dulu ya, saya terpaksa menanti sampai mereka puas, baru mulai maulid dhiya'ullami.., jamaah makin banyak, mulai tak cukup dirumah rumah, maka pindah pindah dari musholla ke musholla,. jamaah makin banyak, maka tak cukup pula musholla, mulai berpindah pindah dari masjid ke masjid,

Lalu saya membuka majelis dihari lainnya, dan malam selasa mulai ditetapkan di masjid almunawar, saat itu baru seperempat masjid saja, saya berkata : jamaah akan semakin banyak, nanti akan setengah masjid ini, lalu akan memenuhi masjid ini, lalu akan sampai keluar masjid insya Allah.. jamaah mengaminkan..

Mulailah dibutuhkan kop surat, untuk undangan dlsb, maka majelis belum diberi nama, dan saya merasa majelis dan dakwah tak butuh nama, mereka sarankan majelis hb munzir saja, saya menolak, ya sudah, majelis rasulullah saw saja,

Kini jamaah Majelis Rasulullah sudah jutaan, di Jabodetabek, jawa barat, banten, jawa tengah, jawa timur, bali, mataram, kalimantan, sulawesi, papua, singapura, malaysia, bahkan sampai ke Jepang, dan salah satunya kemarin hadir di majelis haul badr kita di monas, yaitu Profesor dari Jepang yg menjadi dosen disana, dia datang keindonesia dan mempelajari bidang sosial, namun kedatangannya juga karena sangat ingin jumpa dg saya, karena ia pengunjung setia web ini, khususnya yg versi english.. Sungguh agung anugerah Allah swt pada orang yg mencintai Rasulullah saw, yg merindukan Rasulullah saw...

Itulah awal mula hamba pendosa ini sampai majelis ini demikian besar, usia saya kini 38 tahun jika dg perhitungan hijriah, dan 37 th jika dg perhitungan masehi, saya lahir pd Jumat pagi 19 Muharram 1393 H, atau 23 februari 1973 M.

Perjanjian Jumpa dg Rasul saw adalah sblm usia saya tepat 40 tahun, kini sudah 1431 H, mungkin sblm sempurna 19 Muharram 1433 H saya sudah jumpa dg Rasul saw, namun apakah Allah swt akan menambah usia pendosa ini..?

Wallahu a'lam

Baca selengkapnya...